Pada tahun 2083, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengadakan konferensi medis yang sangat rahasia, yang tidak hanya mengguncang dunia kedokteran, tetapi juga membuka cakrawala baru dalam pemikiran global tentang penyakit tak terobati. Konferensi yang disebut Project Zero ini bertujuan untuk merancang dunia tanpa kanker dan diabetes, dua penyakit yang telah menjadi momok utama bagi umat manusia selama berabad-abad.
Berbeda dengan konferensi medis tradisional yang dihadiri oleh ribuan peserta, Project Zero hanya dihadiri oleh 50 ahli terpilih dari seluruh dunia, termasuk genetika, bioteknologi, farmasi, dan dokter terkemuka. Tujuan utama mereka? Mengakhiri dua penyakit paling mematikan dan menguras biaya kesehatan dengan cara yang lebih radikal dan holistik.
Di ruang tertutup yang penuh teknologi mutakhir, para peserta mempresentasikan berbagai solusi inovatif. Salah satu yang paling menonjol adalah Vaksin Genetik Kanker yang dikembangkan oleh tim IDI yang dipimpin oleh dr. Arya Natanegara. Vaksin ini bekerja dengan cara memodifikasi sistem kekebalan tubuh untuk mendeteksi dan menyerang sel-sel kanker sejak tahap awal, bahkan sebelum tumor terbentuk. Melalui teknik CRISPR dan vaksin berbasis RNA, vaksin ini tidak hanya menyembuhkan, tetapi mencegah kanker sebelum ia mulai berkembang.
Sementara itu, untuk mengatasi diabetes, IDI memperkenalkan Sistem Pemrograman Insulin AI. Alat canggih ini menggunakan sensor biosintetik yang dipasang dalam tubuh pasien untuk memprogram pankreas agar menghasilkan insulin secara otomatis sesuai kebutuhan tubuh, tanpa gangguan. Dengan teknologi ini, penderita diabetes dapat hidup tanpa perlu bergantung pada suntikan insulin atau pengobatan jangka panjang.
Namun, proyek ini tidak datang tanpa tantangan besar. Banyak ahli mempertanyakan risiko jangka panjang dari modifikasi genetik dan program-program canggih tersebut. Bagaimana dampaknya terhadap keturunan? Apakah teknologi ini akan menciptakan kesenjangan sosial bagi mereka yang tidak mampu mengaksesnya?
Namun IDI tetap tegas. “Kami berada di garis depan revolusi medis,” kata Ketua IDI, dr. Wira Satria, dalam pidatonya. “Kami tidak hanya ingin mengobati — kami ingin menciptakan dunia yang lebih sehat, lebih adil, dan lebih manusiawi.” Dengan berani menyatukan teknologi dan kemanusiaan, IDI sedang mengukir langkah baru menuju masa depan yang bebas dari dua penyakit paling ditakuti umat manusia. Jika Project Zero berhasil, dunia bisa melihat akhir dari kanker dan diabetes — dan memulai babak baru dalam sejarah kedokteran.